Abu Hatim Ar-Razi (wafat 277 H), seorang pakar hadits dan riwayat. Semasa hidupnya beliau selalu mengajarkan ilmu tersebut. Putra beliau, Abdurrahman, menceritakan detik-detik menjelang kematian ayahnya. Dalam keadaan sekarat, ketika ditanya tentang periwayatan hadits, Abu Hatim Ar-Razi masih mampu menjawab dengan tepat walaupun kondisi fisiknya sedang lemah.
Abdurrahman, yang tidak menyadari kondisi ayahnya yang kritis, menanyakan periwayatan hadits dari Uqbah bin Abdul Ghafir. Abu Hatim menjawab dengan menggelengkan kepala, menandakan Uqbah bukanlah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW. Tidak puas dengan jawaban tersebut, Abdurrahman mengulangi pertanyaan, memastikan apakah Uqbah seorang sahabat.
Dengan tenang, meskipun dalam keadaan lemah, Abu Hatim menjawab bahwa Uqbah termasuk golongan tabi’in. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun di ambang kematian, ingatan dan keilmuan Abu Hatim tentang hadits masih terpatri dengan jelas, dan Allah ingin menampakkan ilmu yang yang pernah dikuasainya semasa hidupnya.
Kisah ini dapat memberikan beberapa pelajaran penting:
- Mendedikasikan ilmu : Sepanjang hidupnya, Abu Hatim Ar-Razi tak henti-hentinya mempelajari dan mengajarkannya. Hal ini menunjukkan dedikasi beliau dalam menuntut dan menyebarkan ilmu agama.
- Karunia Allah : Kemampuan Abu Hatim menjawab pertanyaan tentang hadits di saat-saat terakhirnya merupakan bukti karunia Allah SWT. Hal ini menunjukkan bahwa Allah SWT memberikan penghargaan kepada hamba-Nya yang berdedikasi tinggi dalam mempelajari dan menyebarkan ilmu agama.
- Pentingnya menjaga ingatan : Kisah ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga ingatan dan terus memperdalam ilmu agama. Kemampuan Abu Hatim dalam menjawab pertanyaan tentang hadits di saat kritis menunjukkan kuatnya ingatan beliau terhadap ilmu yang telah dipelajarinya.
- Keteladanan bagi Generasi Penerus : Kisah Abu Hatim Ar-Razi menjadi teladan bagi generasi penerus untuk meneladani semangat dan dedikasi beliau dalam mempelajari dan menyebarkan ilmu agama. Kita dapat belajar dari kegigihan beliau dalam menuntut ilmu, keikhlasan dalam mengajar, dan keteguhan dalam menjaga kemurnian ilmu.
Kisah Abu Hatim Ar-Razi merupakan kisah inspiratif yang memberikan pelajaran-pelajaran berharga bagi kita. Semoga kita dapat meneladani dedikasi beliau dalam mempelajari dan menyebarkan ilmu agama, serta menjadikannya sebagai motivasi untuk meningkatkan kualitas diri dan mempersiapkan diri untuk kehidupan yang kekal di akhirat kelak.